#PandemicReview - The Siege (1998) Rentetan Teror Penyebab Konflik Internal Petinggi Keamanan
The Siege (1998)
Sutradara: Edward Zwick
Pemeran: Denzel Washington, Bruce Willis, Annette Bening, Tony Shalhoub, Sami Bouajila, Lance Reddick
Penulis: Lawrence Wright, Menno Meyjes, Edward Zwick
Produser: Lynda Obst, Edward Zwick
Sinematografi: Roger Deakins
Editor: Steven Rosenblum
Musik: Graeme Revell
IMDb: 6,4/10
Metascore: 53
Rotten Tomatoes: 44%
Wajah Jenderal William Devereaux, orang nomor satu di US Army (semacam Angkatan Darat) yang memimpin sekitar belasan ribu batalion pasukan angkatan darat yang diterjunkan dalam pelaksanaan UU Keamanan yang baru disahkan presiden atas imbas dari rentetan teror bom bunuh diri yang didalangi oleh tokoh-tokoh muslim mendadak datar, dengan sedikit ekspresi cemas, setelah agen FBI Anthony Hubbard beserta beberapa agen menangkapnya atas tuduhan pembunuhan terhadap salah satu muslim Tariq Husseini sekaligus menghentikan pelaksanaan UU Keamanan yang dianggap merenggut hak sipil dan kebebasan masyarakat muslim di Amerika. Semenjak pengesahan UU Keamanan, banyak masyarakat muslim dan timur tengah menerima perlakuan diskriminasi dari aparat keamanan. Dan juga bak dalam situasi pandemi, banyak masyarakat muslim dan timur tengah dibawa paksa oleh pihak keamanan dan dikumpulkan jadi satu di sebuah stadion. Dipagari, diawasi, macam dikarantina. Mereka dikumpulkan jadi satu seperti orang yang terinfeksi virus.
Berawal dari peristiwa peledakan sebuah Bus yang melukai Anthony Hubbard sekaligus menewaskan puluhan orang, disinilah teror itu dimulai. Agen Anthony Hubbard yang memimpin sebuah satuan investigasi kontra-terorisme di FBI bersama teman-temannya Frank Haddad, Mike Johanssen, Danny Sussman, Tina Osu dan lainnya dinilai gagal dalam menangani dan mencegah teror. Setelah pengeboman lainnya menyusul seperti pengeboman sebuah Teater dan One Federal Plaza. Elise Kraft atau yang bernama lain Sharon Bridger juga dipertanggungjawabkan sumbernya. Elise mengandalkan Samir Nazhde, tokoh yang dekat dengan Syekh Achmed Bin Talal, target operasi pemerintah Amerika Serikat. Samir juga diketahui membantu salah satu pengebom bunuh diri pada saat peristiwa peledakan Bus. Hubbard mengandalkan informasi dari Elise, Elise atau Sharon mengandalkan sumbernya, Samir Nazhde. Hingga akhirnya Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) turun tangan dibawah komando Jenderal William Devereaux.
Diawal film kita sudah disuguhkan adegan dimana dua agen Amerika berada di sebuah gurun pasir dalam rangka operasi penangkapan Syekh Achmed Bin Talal, dimana berakhir dengan tertangkapnya Syekh Achmed Bin Talal dan tewasnya anak buah Syekh. Di film ini, saya dibuat tegang, dan takjub pada saat adegan dimana FBI bersama Anthony Hubbard akhirnya mengetahui busuknya Jenderal William Devereaux dan akhirnya ditangkap. Konflik Timur Tengah-Barat disajikan berbeda di film ini. Mungkin film ini agak mirip dengan peristiwa nyata dimana pasca peristiwa 9/11 Presiden AS George Walker Bush atau Bush Jr mencanangkan 'Perang Melawan Teror' yang berakhir dengan banyaknya korban tewas di Irak dan Afghanistan. Bush Jr sudah dan tentara Amerika 'menyalahgunakan' dan 'bertindak' di luar ranah dan kapasitasnya.
Film yang saya pribadi klasifikasikan sebagai 'Popcorn Movie' ini cukup menarik. Bikin tegang dari awal sampai akhir. Yang pasti kita dapat poin penting bawha jajaran internal penegak hukum pun masih ada konflik dan keselisihpahaman. Kalau saja film ini 'based on true story' pasti bakal menarik ya kejadian nyatanya dan seram gitu. Untung saja film ini adalah hasil adaptasi cerita yang ditulis oleh Lawrence Wright.
Alur cerita nya bukan yang 'ngambang' dan datar gitu alias cukup bagus. Bercabang. Filmnya 'Full of Surprise'. Apalagi dengan penggunaan analogi "bunuh satu sel, sel lainnya akan tumbuh dan hidup". Film besutan sutradara Jack Reacher: Never Go Back (2016) dan Blood Diamond (2006) ini menggunakan tone film yang rasanya sama seperti serial Law & Order dan juga film The Sixth Sense (1999) besutan M. Night Shyamalan. Itu menurut saya loh ya wkwkwk.
"In this game, the most committed wins." (dalam permainan ini, yang paling berkomitmenlah yang menang)
Deklarasi UU Keamanan yang diumumkan oleh Jenderal William Devereaux di Brooklyn
"Good morning. Today with the invocation of the War Powers Act by the President, I am declaring state of martial law in this city. To the best of our knowledge we are opposed by no more than 20 of the enemy. He is hiding among a population of roughly two million. Intelligence tells us that he is most likely Arab speaking, between the age of 14 and 30, narrowing the target to 15,000 suspects. We can further reduce that number down to those that have been in this country less than six months. Now you have 20 hiding among 2,000. If you are one of these 20 young men, you can hide among a population of similar ethnic background. Unfortunately for you, you can only hide there. And that population, in the classic immigration pattern, is concentrated right here in Brooklyn. We intend to seal off this borough, then we intend to squeeze it. This is the land of opportunity, gentlemen - the opportunity to turn yourselves in. After sundown tonight, any young man fitting the profile I described who is not cooperating will be arrested and detained. There is historically nothing more corrosive to the morale of a population than policing its own citizens, but the enemy would be sadly mistaken if they were to doubt our resolve. They are now face-to-face with the most fearsome military machine in the history of man, and I intend to use it and be back on base in time for the playoffs. Thank you for your time."
note: Setiap orang berbeda, jangan bergantung dengan sebuah review atau kritik, buktikan dan rasakan dengan nonton sendiri!
Terima kasih sudah meluangkan waktu ke situs review orang awam ini, See You Again!


Komentar
Posting Komentar