#PandemicReview - Intermission (2019) Selama Ini Saya Salah Karena Telah Bersikap Cuek Terhadap Film Berbahasa Asing























Intermission (2019)



Sutradara: Anthony Lemaitre

Pemeran: Ilies Kadri, Titouan Labbe, Ahmed Abdel-Laoui, Mariama Gueye, Anthony Lemaitre

Penulis: Anthony Lemaitre

Produser: Guilaume Dreyfus

Sinematografi: Sebastien Goepfert

Editor: Julie Picouleau

IMDb: 7,5/10



Rame-rame di sosial media saya tentang perhelatan #FrenchFest2021 yang berlangsung dari tanggal 15 Januari - 15 Februari 2021. Awalnya saya tidak begitu tertarik, karena masih belum terbiasa dengan pembawaan cerita dari film-film berbahasa asing sekaligus tidak terlalu suka film-film berbahasa asing. Sekalipun itu film yang critical-acclaimed macam Ida (2013), Cold War (2017), sampai Lazzaro Felice (2018).

Tetapi karena rasa penasaran, akhirnya saya mencoba untuk menonton salah satu film dari #FrenchFest2021. Saya acak saja dalam memilih film, dan film yang saya pilih untuk saya tonton adalah Entracte (Intermission). Film pendek yang dirilis di tahun 2019, ditulis dan disutradarai oleh Anthony Lemaitre.

Dan ternyata, pandangan saya tentang film berbahasa asing seketika berubah total.

Intermission (2019) menyajikan cerita yang sederhana, tapi sarat makna. Entahlah, saya merasa 'ditampar' oleh pandangan saya tentang film berbahasa asing setelah menonton film yang berdurasi 16 menit lebih ini. Mungkin jika kita menontonnya, cerita-nya memang simple, ada tiga orang remaja mau nonton Fast & Furious tapi uang-nya tidak cukup dan mereka berusaha untuk mencari celah agar bisa masuk ke bioskop.

Mereka akhirnya punya rencana, yaitu membeli tiga tiket bioskop film lain dengan maksud untuk mengecoh petugas penerima karcis bioskop agar mereka dapat menonton Fast & Furious. Mereka melakukannya dengan cara memesan tiga tiket film klab kuno 'Bicycle Thieves' besutan Vittorio De Sica. Lalu menonton sebentar, dan setelah 5 menit, mereka keluar dan menuju ke studio yang menayangkan Fast & Furious. Namun, satu orang, Yacine namanya, kadung menikmati alur film-nya. Yacine tidak keluar hingga film berakhir.

Yacine menikmati jalannya cerita Bicycle Thieves, yang berkisah tentang kebersamaan antara seorang ayah dan anak. Dan itu yang berhasil membuat saya tersentuh. Film Intermission (2019) ini dikonsep dan ditulis dengan sederhana, tapi ya itu tadi, makna tersirat-nya ada.

Saya berhasil terpukau dengan dua sudut pandang yang turut mengawal film ini hingga akhir. Dari sudut pandang Yacine, dan sudut pandang Tamara, si kasir bioskop, merupakan suatu pengalaman emosional bagi saya, meskipun dari sebuah film pendek.

Menurut saya, Anthony Lemaitre, selaku sutradara sekaligus penulis, mengajak kita untuk menafsirkan sendiri makna-makna yang tersirat dari film ini. Tentu saja ditafsirkan oleh diri kita masing-masing. Selain makna yang tersirat, saya rasa karakter Yacine dan Tamara di film ini mengandung sebuah refleksi. Entahlah, saya merasakan seperti itu. Tapi hati, pikiran, dan mulut saya kurang koordinatif, jadi saya tidak bisa mengungkapkan apa maksudnya "mengandung sebuah refleksi" itu.

Saya juga merasakan bahwa Yacine 'tercerahkan' setelah menonton film Bicycle Thieves itu. Bisa dilihat di ending.

Saya rasa saya akan coba sering-sering njajal nonton film berbahasa asing. Baik yang pendek maupun yang panjang, baik Prancis, Italia, Romania dan lainnya.

Buat kalian yang mau nonton Intermission (2019), sekarang masih ditayangin di KlikFilm sama di kanal YouTube-nya UniFrance.

Ditayangin di YouTube bukan berarti bajakan. Nggak. UniFrance itu salah satu pihak yang terlibat atas terselenggaranya #FrenchFest2021. Kalau nggak salah sih, UniFrance adalah promotor film-film Prancis yang bertugas mempromosikan film-film Prancis di luar Prancis. UniFrance dikelola oleh CNC (Centre national du cinéma et de l'image animée).


note: Setiap orang berbeda, jangan bergantung dengan sebuah review atau kritik, buktikan dengan nonton sendiri!


Terima kasih sudah meluangkan waktu ke situs review orang awam ini, See You Again!



Komentar