#PandemicReview - Zack Snyder's Justice League (2021) Penantian Panjang Yang Tidak Sia-Sia
Zack Snyder's Justice League (2021)
Sutradara: Zack Snyder
Pemeran: Ben Affleck, Henry Cavill, Gal Gadot, Ezra Miller, Ray Fisher, Jason Momoa, Amy Adams, Jared Leto, J.K. Simmons
Penulis: Chris Terrio
Produser: Charles Roven, Deborah Snyder
Sinematografi: Fabian Wagner
Editor: David Brenner, Carlos M Castillon, Dody Dorn
Musik: Junkie XL
IMDb: 8,6/10
Metascore: 55
Rotten Tomatoes: 75%
Terima kasih Zack! Terima kasih untuk semua yang terlibat dalam pembuatan film ini! Finally, saya bisa menyaksikan Justice League yang seharusnya. Penantian dan perjuangan para penggemar yang kerap kali menyuarakan #ReleaseTheSnyderCut di media sosial akhirnya berbuah manis. Zack Snyder mempersembahkan kepada kita sesuatu yang harusnya telah kita nikmati di tahun 2017. Versi 2017 memanglah buruk. Joss Whedon bisa dibilang cukup oke dalam meng-handle film MCU macam The Avengers (2012) dan Avengers: Age of Ultron (2015). Namun, untuk urusan Justice League (2017), Whedon gagal. Gagal di pasaran, maupun gagal dalam perjalanan cerita dan ekspektasi penggemar.
Di versi Zack Snyder ini, saya telah melihat kembali 'dark taste' yang biasanya menghiasi film DC garapan Snyder. Film-film DC memang kental akan nuansa 'dark'. Itulah alasan saya menyukai DC selain Marvel.
Saya sebenarnya lebih ke Marvel. Karena sudah sejak lama saya mengenal Marvel, baik cerita, hero-antihero, hingga villain-nya. Saya telah menonton semua film Marvel Cinematic Universe atau MCU tanpa terkecuali. Tapi meski begitu, saya juga suka DC. Dari DC yang pernah saya tonton adalah trilogi Batman oleh Christopher Nolan (Batman Begins, The Dark Knight, The Dark Knight Rises), serial The Flash, Supergirl, Watchmen, The Boys, hingga yang terakhir saya tonton adalah Wonder Woman (2017) dan Justice League (2017) versi Whedon. Karena itu ketika Zack Snyder's Justice League (2021) dirilis, saya juga ikutan senang campur haru. Kenapa? Karena film-nya memenuhi ekspektasi. Tidak sia-sia penantian para penggemar DC mendesak dan menunggu Warner Bros merilis Justice League garapan Snyder. Saya sedih ketika Tony Stark harus meregang nyawa di Avengers: Endgame (2019), dan saya terharu ketika karya Zack Snyder yang luar biasa, Zack Snyder's Justice League (2021) dirilis dan film-nya sangat memuaskan.
Film ini berdurasi sangat lama yaitu 4 jam 2 menit. Saya pun tidak peduli harus menonton selama itu. Karena saya merasa 4 jam 2 menit yang saya habiskan untuk menonton film ini tidaklah sia-sia. Di Justice League versi Whedon, saya masih melihat nuansa 'Marvel' di beberapa adegan. Tapi, di versi Snyder ini benar-benar 'pure' DC dan saya sampai mengatakan "Inilah DC, dan memang seperti inilah harusnya."
Dalam film ini, banyak perombakan besar yang saya lihat ketika dibandingkan dengan versi Whedon. Barry Allen diperlakukan dengan 'adil', tidak melulu harus Superman, pembagian empat part atau babak oleh Snyder yang membuat kita bisa mengambil istirahat sejenak, hingga yang saya tunggu-tunggu yaitu kehadiran Darkseid dan pertarungan antara Justice League dengan Steppenwolf yang dikemas dengan keren dan epik. Steppenwolf lebih ganas disini ketimbang di versi Whedon.
Zack Snyder, dengan durasi 4 jam 2 menitnya, memanfaatkannya untuk mengembangkan cerita yang lebih matang sekaligus mengupas semua asal-usul dan latar belakang karakter.
Film ini terbagi dalam enam babak, antara lain:
Part 1 - Don't Count On It, Batman
Part 2 - Age of Heroes
Part 3 - Beloved Mother, Beloved Son
Part 4 - Change Machine
Part 5 - All The King's Horses
Part 6 - Something Darker
Setelah itu, Epilogue.
note: Setiap orang berbeda, jangan bergantung dengan sebuah review atau kritik, buktikan dengan nonton sendiri!
Terima kasih sudah meluangkan waktu ke situs review orang awam ini, See You Again!


Komentar
Posting Komentar