#PandemicReview - The 355 (2022) Plot Twist OK, Sisanya Medioker
Sutradara: Simon Kinberg
Pemeran: Jessica Chastain, Diane Kruger, Penélope Cruz, Bingbing Fan, Lupita Nyong’o, Sebastian Stan, Jason Flemyng
Penulis: Theresa Rebeck, Simon Kinberg
Produser: Simon Kinberg, Jessica Chastain, Kelly Carmichael
Sinematografi: Tim Maurice-Jones
Editor: John Gilbert, Lee Smith
Musik: Junkie XL
IMDb: 4,8/10
Metascore: 40
Rotten Tomatoes: 25%
Aksi sekelompok wanita, apalagi terdapat aktris terkenal seperti Jessica Chastain, Penélope Cruz hingga Lupita Nyong’o, yang tampaknya menjalani misi mata-mata, membuat saya cukup antusias untuk menonton sejak melihat trailernya di kanal YouTube Universal Pictures.
Tibalah waktunya ketika tanggal rilis itu tiba. Dirilis secara luas pada 7 Januari, saya langsung mencoba menonton filmnya.
Setelah film berakhir, kecuali sisa tayangan credit, saya langsung meninggalkan ruang teater bioskop, dan...
...ya, film-nya nggak bagus dan nggak jelek. Not bad but not good enough too.
Film yang dibesut oleh Simon Kinberg, yang juga menakhodai film X-Men: Dark Phoenix (2019) ini, bisa saya lihat dari dua sisi. Pertama, Kinberg ingin menampilkan peran wanita yang menonjol (anggap saja seperti aksi perempuan yang tidak kalah sama laki-laki) yakni sebagai agen rahasia yang berasal dari berbagai institusi seperti CIA, MI6, hingga BND.
Bagaimana penampilan--“wanita juga bisa bekerja seperti laki-laki loh dan wanita nggak kalah keren!”--disini--seperti Graciela Rivera dan Khadijah Adiyeme--yang bekerja di luar sementara pasangan mereka masing-masing, Juan dan Abdel, tinggal di rumah.
Kinberg berfokus pada “powerful women” disini, tapi sepertinya kurang fokus--atau bahkan nggak fokus--sama ceritanya.
Oh, ayolah. Buat yang sudah nonton. Apakah kalian setuju kalau ceritanya medioker? Terserah kalian sih cuma ya saya merasa ceritanya medioker. Sudah banyak film serupa dengan cerita yang hampir mirip bahkan mendekati sama. Waralaba Mission: Impossible yang lekat dengan Tom Cruise pun lebih bagus dari ini (untuk ukuran kemiripan cerita).
Saya disini hanya menyukai penyajian plot twist yang dipersembahkan Rebeck dan Kinberg. Seperti apa yang terjadi ketika Nick yang sudah dianggap tewas, dan nasib para perempuan yang bernama “355” ini. Entah itu nama atau kode. Plot twist-nya cukup mengejutkan.
Menyesal? Tidak juga. Seperti yang saya katakan di awal, film ini nggak jelek, tapi juga nggak bagus. Kinberg sepertinya harus lebih banyak berbenah dan memotivasi diri lagi, apalagi semenjak kritik pedas menyerang X-Men: Dark Phoenix (2019) yang disutradarainya.
Apakah ini menjadi penanda bahwa Kinberg kurang berbakat duduk di kursi ‘director’? Apakah Kinberg lebih cocok jadi produser saja? Di The Martian (2015), Kinberg, Ridley Scott, dan jajaran produser lainnya dinominasikan dalam Academy Award 2016.
Nggak boleh bilang gitu. Semua orang pasti belajar. Mungkin kedepan Kinberg akan menghasilkan karya sinema yang lebih baik. Karya sinema yang meyakinkan Rotten Tomatoes untuk memberinya skor jauh diatas 25%.
note: Setiap orang berbeda, jangan bergantung dengan sebuah review atau kritik, buktikan dengan nonton sendiri!
Terima kasih sudah meluangkan waktu ke situs review orang awam ini, See You Again!


Komentar
Posting Komentar