#PandemicReview - Death On The Nile (2022) Berjumpa Kembali Dengan Poirot Versi Branagh Yang Makin Ajib!







Sutradara: Kenneth Branagh

Pemeran: Kenneth Branagh, Gal Gadot, Tom Bateman, Armie Hammer, Emma Mackey, Letitia Wright, Rose Leslie, Annette Bening, Russell Brand, Ali Fazal, Jennifer Saunders, Sophie Okonedo

Penulis: Michael Green

Produser: Kenneth Branagh, Ridley Scott, Judy Hofflund, Kevin J. Walsh

Sinematografi: Haris Zambarloukos

Editor: Úna Ní Dhonghaíle

Musik: Patrick Doyle

IMDb: 6,6/10

Metascore: 52

Rotten Tomatoes: 68%



Setelah saya menonton Murder on the Orient Express (2017) yang berlatar tempat di sebuah kereta uap, saat itulah saya ingin menyaksikan kembali debut Hercule Poirot (versi Kenneth Branagh) di film selanjutnya. Sejak saat itu juga saya pertama kali mengenal seorang novelis, Agatha Christie.

Ternyata, guratan-guratan kisah petualangan Hercule Poirot dalam memecahkan kasus dan misteri telah jadi inspirasi bagi lahirnya karakter Conan Edogawa, tokoh utama di komik Detective Conan yang beberapa kali pernah saya baca.

Agatha Christie, sang Ratu Misteri, lekat dengan karakter buatannya, Hercule Poirot dan Jane Marple. Gara-gara ngelihat Hercule Poirot, saya jadi ingin mencoba menonton aksi Jane Marple di film.

Seperti biasa, film yang mindblowing dan membuat kita sering “salah tebak siapa pelakunya”--seperti di Knives Out (2019)--sangat menarik untuk ditonton. Tidak hanya bikin kepala panas, tapi juga melatih kita untuk mengumpulkan clue dan menyatukan semua petunjuk yang kita temukan demi mendapat suatu jawaban yang pasti.

Branagh, selain cocok memerankan Hercule Poirot, juga cocok menjadi sutradara. Saya harap dalam film petualangan-petualangan Poirot yang lain, Branagh tetap berada di kursi sutradaranya.

Latar belakang 1930an, kelas-kelas sosial, hingga isu rasial dimuat dalam film ini. Jalan ceritanya maju tapi naik turun.

Sepanjang film ini, kita diminta untuk tetap fokus dan “membantu” Poirot dalam memecahkan kasus pembunuhan 3 orang, sama seperti di Murder on the Orient Express (2017), alih-alih saya sebut “film ini membosankan dan bikin ngantuk.”

Tidak. Ini film berat. Ngantuk, jenuh, lelah, apalagi kalau kepala Anda mulai “panas” ketika mendengar penjelasan Poirot ketika menemukan petunjuk/memecahkan kasus, itu artinya Anda “belum terbiasa”. Tenang, perbanyak nonton film seperti ini, lama-kelamaan pasti terbiasa.

Film ini--dan Branagh--pun tetap sama, menampilkan ciri khas Poirot yang menuduh semua orang demi kelancaran Poirot dalam berpikir, menganalisa, dan menyatakan siapa pembunuh/pelaku yang sebenarnya. Selain itu, visual ala Branagh juga tetap terasa, seperti Branagh menyutradarai film-filmnya: All Is True (2018), Cinderella (2015), hingga Belfast (2021). Untuk yang Belfast (2021), saya sempat mengira tengah menonton filmnya Alfonso Cuarón.

FYI, Kenneth Branagh juga mahir dalam membesut teater (drama panggung).

Saya merekomendasikan film ini. Apalagi untuk kalian penggemar kisah-kisah detektif dan misteri. Sekedar info, ini film semi dewasa (dirating PG-13 tapi adegan seksual dan erotis agak banyak).

Saya menunggu aksi Hercule Poirot selanjutnya. Tentu saja versi Kenneth Branagh, karena sudah terpesona dan terbiasa.


note: Setiap orang berbeda, jangan bergantung dengan sebuah review atau kritik, buktikan dengan nonton sendiri!


Terima kasih sudah meluangkan waktu ke situs review orang awam ini, See You Again!



Komentar